Yang Terdahulu, Menjadi Kemudian (Markus 9:30-37)

  • 25 Apr 2021
  • Like Jesus

“Tujuan akhir dari kehidupan kita adalah untuk melayani Tuhan melalui pelayanan kita terhadap orang lain di dalam panggilan kerja kita masing-masing. Jika sekiranya seorang bertanya: bukankah kita seharusnya bekerja demi mempertahankan kelangsungan kehidupan keluarga kita? Saya berkata: itu memang sudah menjadi kewajiban kita, tetapi itu bukanlah lingkup dan tujuan akhir dari kehidupan kita. Tujuan akhir dari hidup kita yang sebenarnya adalah untuk melayani Tuhan di dalam pelayanan kita terhadap orang lain.”

- William Perkins (1558–1602), theolog Inggris

 

Ketika sebuah bom meledak di luar gedung pemerintahan kota Oklahoma City tahun 1995, seorang juru rawat memberikan hidupnya untuk menolong korban keluar dari reruntuhan. Ketika wanita itu mendengar ledakan itu dia langsung berdiri meninggalkan rumahnya, dan pergi untuk menolong. Dengan tidak memikirkan tentang dirinya sendiri dan keselamatannya, ia melewati tumpukan debu dan puing-puing di mana dia terkena reruntuhan dari gedung itu. Motifnya adalah untuk menolong orang lain. Yang mengakibatkan nyawanya sendiri menjadi korban.

Sayangnya, ia tidak lama kemudian dilupakan karena wajah dan namanya telah digantikan oleh berita-berita lain yang dimuat disurat kabar sebagai headline tentang tragedi yang lain. Tetapi ia melakukan apa yang Yesus lakukan. la menjadi hamba untuk orang lain. Yesus memakai seorang anak kecil untuk menunjukkan kepada murid-murid-Nya apa yang la maksudkan, dengan pelayanan. Ia mendorong mereka untuk mengutamakan kebutuhan anak yang kelihatan kurang penting diatas kebutuhan mereka. la mengatakan, "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyeambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku" (Markus 9:37).

Yesus memandang bahwa waktu dibumi sangat terbatas (Yoh. 9:4), itulah sebabnya, Ia menegaskan kita harus mengerjakan pekerjaan Bapa,  selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja. Yesus meminta kita untuk melayani—(menjadi yang terakhir). Itu tidak menyenangkan dan kadang-kadang berisiko. Itu mungkin berlawanan dengan apa yang kebudayaan kita anggap penting. Tetapi itulah yang akan Yesus lakukan, dan yang la ingin kita lakukan. Kiranya Tuhan menolong kita untuk bisa melayani bukan untuk dilayani. Sehingga kita bisa menjadi seorang hamba bagi orang lain disisa kehidupan kita.

 

Pertanyaan

  1. Mengapa manusia ingin cenderung untuk dilayani dan bukan untuk melayani ?
  2. Apakah Anda mau berkomitmen untuk melayani seperti Yesus melayani ?