Allah itu ada dan menciptakan serta menopang alam semesta beserta segala isinya. Namun, jika Allah ada, dan mencintai seluruh ciptaan-Nya maka semestinya Ia akan berinteraksi secara pribadi di tengah-tengah tatanan alamiah dunia yang terus menerus Ia topang yang diwujudnyatakan dengan menjawab seluruh doa dan memenuhi kebutuhan hidup manusia. Masalahnya adalah ketika Allah begitu dominaan memenuhi segala kebutuhan manusia maka manusia tidak akan bisa memperkirakan konsekuensi tindakannya sehingga berdampak kepada kehilangan kendali terhadap dunia dan masa depan dirinya sendiri. Sebagai contoh, manusia tidak akan lagi melihat kanker sebagai suatu masalah yang besar karena doa menjadi metode yang gamblang untuk menyembuhkan kanker secara langsung.
Seseorang dapat mengharapkan Allah turut campur tangan dalam mengalahkan hukum-hukum alamiah dalam alam semesta. Campur tangan Ilahi yang pertama disebut dengan non mujizat sementara yang kedua adalah mujizat. Dimana seperti diketahui, sebuah mujizat merupakan sebuah pelanggaran atau penangguhan hukum hukum alamiah, yang dijadikan Allah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sebagai contoh dalam Alkitab dimana raja Hizkia yang mengalami sakit dan ragu memutuskan mencari Allah dan pada akhirnya dia menerima pemulihan dan Allah juga menyelamatkan Yerusalem dari orang-orang Asyur (II Raja-raja 20). Dan salah satu bukti bukti peristiwa alamiah yang menjadi tanda campur tangan Ilahi dikatakan ada bayangan yang dimunculkan oleh matahari dilaporkan (Mundur ke belakang sepuluh tapak).
Wahyu
Salah satu alasan yang mungkin bisa diterima mengapa Allah bersedia turut campur tangan dalam sejarah adalah untuk memberitahukan hal, untuk menyatakan kebenaran-kebenaran kepada kita. Allah ingin berinteraksi dengan kita, dan Ia ingin menunjukkan kepada kita hal-hal tentang diri-Nya hanya agar kita dapat mengenal Dia secara pribadi dengan lebih baik. Orang-orang Yahudi menyatakan campur tangan Allah dalam sejarah dengan Abraham dan Musa, yang kemudian dipelihara oleh orang-orang Yahudi dalam kitab kitab Ibrani (Perjanjian Lama). Orang-orang Kristen menerima itu, dan menambahkan campur tangan Ilahi utama adalah dalam Yesus Kristus, yang kemudian dipelihara oleh gereja-gereja Kristen dalam Alkitab.
Wahyu Kristen
Agama Kristen didirikan atas mujizat kebangkitan Yesus yang benar. Kebanyakan kisah dalam kitab Perjanjian Baru ditulis oleh para penulis yang terlibat dalam kehidupan dan kematian Yesus. Allah memang memiliki alasan untuk campur tangan dalam sejarah untuk menyatakan diri-Nya. Salah satu alasan mengapa campur tangan Allah harus mengambil bentuk bukan hanya sekedar menunjukkan sebuah mujjizat, akan tetapi Keputusan-Nya untuk menghidupi sebuah kehidupan manusia.
Pengalaman Agamawi
Allah memiliki beberapa alasan untuk turut campur tangan dalam kehidupan manusia sebagai contoh: untuk menanggapi kebutuhan manusia, mengesahkan wahyu yang kita butuhkan, wahyu pada sebuah komunitas agar semakin konsisten dalam membangun iman. Dan pada akhirnya, seseorang akan berharap adanya pengalaman agamawi dalam pengertian pengalaman yang dapat mendemonstrasikan bahwa kuasa Allah itu ada demikian juga tuntunan-Nya. Pada akhirnya keberadaan dan keteraturan dunia, keberadaan manusia, beberapa bukti sejarah kehidupan Yesus dan mujizat dalam pemenuhan kebutuhan doa dan pengalaman jutaan orang lainnya akan semakin memperbesar bukti bahwa Allah ada.
Pertanyaan untuk direnungkan: