Kecanduan pada konflik merupakan salah satu bentuk toxic dalam membangun hubungan dengan orang lain. Kemarahan menjadi salah satu bukti yang dapat dilihat dari kecanduan ini. Kemarahan seseorang bisa mengalir ke semua hubungan, mulai dari hubungan dalam keluarga, relasi kerja dan pelayanan. Perkara-perkara yang sebenarnya kecil dan sepele bisa menjadi besar dan tidak dapat dikendalikan. Disinilah diperlukan penguasaan diri.
SEBUAH DUNIA BARU
Paulus berkata kepada jemaat di Kolose: “Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu: Marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.” (Kolose 3:5). Untuk kemudian Paulus menambahkan: “Karena itu, sebagai orang orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.” (Kolose 3:12). Semua daftar sifat kebaikan di atas merupakan kebalikan dari tabiat racun. Belas kasih berarti turut merasakan perasaan orang lain dan bukan malah menantang mereka; Kemurahan artinya keinginan untuk menolong, bukan menyakiti; Kerendahan hati berarti menempatkan orang lain lebih utama daripada keinginan untuk mengendalikan mereka; kelemahlembutan berarti bersikap lembut dan tidak kasar, dan pada akhirnya kesabaran berarti anda memberi semangat lebih daripada bersikap kasar. Seluruh kualitas Ilahi ini akan memampukan seseorang untuk menolak menjadi racun bagi sesamanya.
KEKEJAMAN KRISTEN
Orang Kristen juga bisa berpotensi menjadi kejam saat pada tingkat tertentu mereka lebih menghargai menjadi benar daripada menjadi seperti Kristus, utamanya pada saat menghadapi orang-orang yang masih belum percaya Yesus. Namun, bukankah Yesus tampak menunjukkan belas kasihan yang paling besar justru kepada para pendosa seperti pendosa seksual, pemungut pajak dan pendosa lainnya. Yesus justru mengasihi orang orang yang terhadap mereka kita berlaku kejam. Allah mengasihi pendosa, Ia ingin menebus dan menyelamatkan para pendosa. Allah bekerja dengan mengambil kehidupan yang tampak sudah hancur dan mengubahnya menjadi kehidupan yang indah, penuh kasih serta produktif. Oleh karena itu, kita sebagai pengikut Kristus, tidak sepatutnya mengejek, mencela, meremahkan dan merundung pendosa manapun karena ini merupakan dosa yang beracun.
Meningitis Rohani
Bisakah anda merasakan belas kasihan saat kejahatan menyerang rekan kerja atau anggota keluarga anda dan membawa akibat yang menghancurkan? Alih-alih merasa terganggu oleh kelemahan mereka, bisakah anda merasakan empati? Belas kasih tidak berarti anda membiarkan orang-orang yang terluka terus melukai anda, tapi belas kasih adalah anda berduka bagi luka yang membuat mereka melukai orang lain. Ingatlah bahwa kehidupan orang yang beracun adalah hukuman itu sendiri. Tujuan hidup kita bukanlah agar kita tidak menjadi racun, tujuan hidup kita adalah belas kasih, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran yang berasal dari pengertian bahwa kita dipilih serta sangat dikasihi oleh Allah.
Segalanya Harus Berubah
Salah satu dampak yang paling dirasakan setelah seorang kehilangan racun adalah kembali memperoleh kawan. Keputusan seorang untuk mengadopsi belas kasih dan kelemahlembutan di atas kemarahan juga akan mentransformasikan seluruh aspek kehidupan seseorang seutuhnya. Demikian juga dalam membangun komunikasi kepada orang lain juga akan semakin lebih baik ke depannya. Pada akhirnya tempat pertama untuk mulai mentransformasi sebuah dunia yang beracun adalah menyingkirkan racun di dalam diri kita sendiri.
Pertanyaan untuk direnungkan: