“Iman adalah meyakini apa yang tidak kita lihat; dan upah iman adalah melihat apa yang kita yakini”
- St. Augustinus
Ketika Daud terbaring sakit, ia memandang ke belakang dan teringat bahwa ia telah berbelas kasihan kepada orang-orang lain dan telah menolong orang miskin. Hal ini mendorong semangatnya, sebab ia tahu bahwa Tuhan akan menolongnya (Ulangan 15:1-11). Tuhan berbelas kasihan kepada orang-orang yang menunjukkan belas kasihan kepada orang-orang lain (Matius 5:7). Apabila Anda berada dalam keadaan sakit, ada baiknya mempunyai hati nurani yang jernih untuk mendorong semangat Anda.
Lalu, Daud memandang ke sekitarnya dan melihat bahwa musuh-musuhnya bergosip tentang dirinya dan berharap bahwa ia mati. Bahkan, teman-teman dekatnya berbalik melawannya. Jika hal itu terjadi pada Anda, ingatlah bahwa hal itu juga terjadi pada Yesus (Yohanes 13:18). Kepedihan yang lebih besar daripada rasa sakit ialah kepedihan karena mempunyai "teman" yang berkhianat.
Akhirnya, Daud memandang ke atas, dan hal itu memecahkan masalah-masalahnya. Apa pun yang mungkin dikatakan orang, Tuhan berkenan atas Daud, dan itulah satu-satunya hal yang penting. Biarlah musuh-musuh Daud menyebarkan gosip. Tuhan akan mengangkatnya, menegakkannya, dan menyinarinya dengan cahaya wajah-Nya.
Terkadang, suasana perasaan Anda tergantung ke arah mana Anda memandang. Kekhawatiran memandang ke belakang, kebimbangan melihat ke sekeliling, tetapi iman melihat ke atas. Iman bukanlah kepercayaan bahwa Tuhan akan melakukan apa yang Anda inginkan. Iman adalah kepercayaan bahwa Allah akan melakukan apa yang benar di dalam kehidupan Anda.
Pertanyaan
Bagaimana Anda bisa menjalani tantangan hidup ini dengan iman?