“Ketika kita mematikan diri sendiri, kita melihat awal pekerjaan Allah”
- Billy Graham
Tuhan itu datang kepada kita (Markus 5:1-20). Yesus mengarungi badai untuk menjumpai dua orang kerasukan setan (Matius 8:28) yang memerlukan pertolongan-Nya. Roh-roh jahat itu meminta Yesus tidak mengusir mereka (10), orang-orang di situ meminta Yesus pergi meninggalkan daerah mereka (17), dan seorang yang disembuhkan itu meminta Yesus mengizinkannya mengikuti Dia. Orang-Orang di daerah itu lebih mementingkan keuntungan ekonomi daripada berkat rohani. Bayangkan, meminta Yesus pergi!. Kiranya hidup kita tidak hanya mementingkan keuntungan ekonomi tetapi lalai dalam mengikuti Dia. Jika Tuhan itu datang kepada kita, maka ada sesuatu yang baik dan indah sedang Tuhan kerjakan dalam hidup kita. Jangan meminta Tuhan untuk memandu langkah kaki kita, jika kita tidak mau menggerakkan kaki kita.
Kita dapat datang kepada Tuhan (Markus 5:21-34). Berbagai macam orang datang kepada Yesus. Seorang kepala rumah ibadah yang terkenal dan seorang perempuan kesakitan yang tidak dikenal mendapatkan pertolongan. Jika Anda tidak dapat memegang tangan-Nya, sentuhlah ujung jubah-Nya. Langkah awal iman, betapapun lemahnya, akan mengantar kepada berkat-berkat yang besar. Kedekatan kita dengan Tuhan bukan menjadi jaminan bahwa kita bebas dari masalah yang kita hadapi. Namun kita dapat mencurahkan isi hati kita dihadapan-Nya.
Tuhan itu menyertai kita (Markus 5:35-43). Tak ada situasi yang terlalu parah sampai Yesus tak dapat bekerja. Penyakit, keterlambatan, dan bahkan kematian ada dalam kendali-Nya. Yesus menyertai Anda di tempat dukacita dan kecewa, dan memenuhi kebutuhan Anda. Betapun situasi Anda tampak menyesakkan, “jangan takut, percaya saja!” (Markus 5:36). Tuhan sedang bekerja untuk Anda. Allah itu Yehovah Jireh, Allah menyediakan/memelihara kita. Allah itu Yehovah Rapha, Allah menyembuhkan kita. Allah itu Yehovah Nissi, Allah panji-panji kemenangan kita. Allah itu Yehovah Shallom, Allah damai sejahtera kita. Allah itu Yehovah m’kaddesh, Allah kebenaran kita.
Pertanyaan
Jika orang percaya sudah dekat dengan Tuhan dan Ia menyatakan penyertaan-Nya atas kehidupan orang percaya, maka mengapa orang percaya masih takut dalam melangkah ?.