Dia Yang Kita Perlukan Disetiap Musim Kehidupan (Ulangan 32:15-18)

  • 11 Jul 2021
  • Like Jesus

“Tuhan itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan. Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya; tidak hanya saat kesusahan tetapi juga disaat hidup penuh dengan kepastian”

- William Perkins (1558–1602), theolog Inggris

 

Yesyurun adalah nama lain untuk bangsa Israel. Secara harfiah berarti "bangsa yang benar" suatu bangsa yang mempunyai segalanya: berkat Allah, tuntunan Allah, janji akan perlindungan Allah (Ulangan 32 : 9-12),

Seolah-olah Allah telah memilih Israel menjadi calon-calon unggulan untuk dikontrak dalam suatu kompetisi liga yang paling bergengsi. Mereka mempunyai potensi yang tidak terbatas, mempunyai peluang yang luar biasa. Tetapi sesuatu terjadi. Setelah kontrak ditandatangani dah perjanjian disetujui, Israel tidak lagi lapar. Tidak lagi merasa perlu minta pertolongan Tuhan. Tidak lagi merasa perlu berdoa untuk hasil panen. Israel telah memiliki segalanya.

Itulah persoalannya. Ketika Anda sudah memiliki segalanya, sangat sulit untuk menyadari bahwa Anda tetap memerlukan Tuhan. Sering kali, calon yang bersinar, bangsa yang dipilih, bertumbuh menjadi malas, Israel menjadi seperti sapi-sapi yang diberi makan dengan sangat baik oleh tuannya sehingga tidak lagi mau dipakaikan kuk untuk bekerja. Mereka justru menendang. Mereka melawan. Bacalah Ulangan 32:15, mereka meninggalkan tuannya yang memberi mereka makan. Umat yang diberkati Allah dan menjadi makmur telah berbalik dan memberontak melawan Allah

Bukankah menarik untuk disimak betapa mudahnya kita melupakan Tuhan apabila segala sesuatu berjalan dengan baik? Sebelum lulus ujian, kita berdoa. Pada saat kita membutuhkan uang, kita berdoa. Ketika kita ditangkap polisi, kita berdoa. Pada saat kita sakit, kita berdoa.

Pada mulanya, kita siap melakukan apa saja yang diperintahkan pelatih kita, betapapun beratnya itu, betapapun beratnya disiplin yang harus kita jalankan. Tetapi setelah kita mengalami beberapa kemenangan saja, perhatikan apa yang akan terjadi?.  Kita menjadi malas, sibuk membaca berita kemenangan kita di berita-berita. Hal serupa terjadi dalam hubungan kita dengan Tuhan. Setelah meraih beberapa kesuksesan, kita lupa Tuhan dan firman-Nya.

Jatuh bangunnya Israel adalah peringatan bagi kita: Kemapanan tidak selalu mengarahkan kita kepada kesetiaan. Pastikan untuk selalu mengingat Tuhan dalam setiap kesuksesan dan kemenangan yang kita terima. Kesombongan kita membuat mata kita tertutup untuk melihat bahwa kita memerlukan Tuhan setiap saat!. Mintalah pertolongan kepada Tuhan, agar Anda dapat menghalau kesombongan. Sehingga Anda tidak menjadi malas untuk melayani-Nya karena berkat yang Anda terima.

 

Pertanyaan

  1. Pernahkah hal di atas terjadi dalam kehidupan Anda?
  2. Apakah Anda mau membuat komitmen untuk selalu mengingat Tuhan disetiap musim kehidupan Anda ?