Pemiliik Setiap Babak Kehidupan (Kis. 22: 1-30)

  • 02 Jan 2022
  • Like Jesus

"Jika kemampuan kita berasal dari Allah, kita tidak akan pernah tidak mampu" - Millhuff

Titik tolak pembelaan Paulus adalah perkenalan dirinya sebagai orang Yahudi (Kis. 22:1-16; 1 Korintus 9:19-23). Kelahiran, pendidikan dan pelayanan awalnya sebagai rabi sangat ortodoks. Ia menghubungkan pertobatannya dengan Ananias, "Seorang yang saleh menurut hukum Taurat" (Kis. 22: 12). Paulus sangat piawai dalam menyusun argumen yang sesuai dengan pendengarannya. 

Titik balik pembelaan Paulus adalah pengunaan kata "Bangsa-bangsa lain" (21). Seandainya ia tidak menggunakan kata itu, Ia mungkin sudah dibebaskan, tetapi seluruh beban hidupnya adalah untuk menjangkau bangsa-bangsa lain. 

(Efesus 3 : 1-13) Paulus ditangkap karena kefanatikan beragama; bangsanya tidak menyadari bahwa Tuhan sedang melakukan seuatu yang baru didunia ini. 

Titik puncaknya adalah ancaman cambuk, yang dihindari Paulus dengan menyatakan dirinya, sebagai warga negara Roma (22-29). Sejak itu, Ia dibawa dari satu tempat ke tempat lain untuk diadili dan ditahan selama dua tahun di Kaisarea. Namun, Tuhan sedang melakukan kehendak-Nya pada waktu-Nya dan Paulus bersedia. Mengetahui kehendak Allah adalah hikmat terbesar, menemukan kehdendak Allah adalah penemuan terbesar, dan melakukan kehendak Allah adalah prestasi terbesar. 

Tuhan itu pemilik setiap babak kehidupan; kita tidak bisa memilih peran yang harus kita lakukan; kita hanya perlu berhati-hati agar dapat melakukannya dengan baik, dengan senantiasa berkata, " Jika ini berkenan kepada Tuhan, biarlah hal itu terjadi." Bagian kita adalah memlakukan kehendak Allah dan bagian Allah adalah mengurus kita. Oleh karena itu, kita seharusnya tidak pernah takut pada apa pun, karena hanya Dia Sang pemiliik setiap babak kehidupan kita. Termasuk ketika kita memasuki musim kehidupan yang gersang.

Pertanyaan
Bagaimana hidup Anda saat ini? 
Apakah Anda masih setia hidup dalam kehendak-Nya?