About Page

Sejarah GSJA Eben Haezer

Tahun – tahun perintisan

Sebelum 1948 – 1951

Perjalanan GSJA Eben Haezer diawali oleh pelayanan Zr. M. A. van Alt. beliau lahir pada tanggal 22 Agustus 1883. Beliau adalah warga negara Belanda yang datang ke Indonesia berprofesi sebagai perawat di Rumah Sakit Jiwa di Malang.

Di tahun 1931 beliau mendirikan Pinksterzending dan beberapa waktu kemudian diakui oleh pemerintah Hindia Belanda sebagai Lembaga Gereja pada tanggal 17 September 1935 dengan Beslit No. 64. Beliau memimpin Pinksterzending sampai tahun 1951.

Antara tahun 1931 – 1948 Gereja Pinksterzending membuka salah satu gerejanya di Surabaya. Saat itu gembalanya adalah Br. Dick Groeneveld. Sereja berlokasi di Jl. Krembangan Barat No. 55 Surabaya. Inilah cikal bakal dari GSJA Eben Haezer.

Pada tahun 1948 Pdt. Soemardi Stefanus diminta oleh Zr. M. A. van Alt untuk menggembalakan jemaat yang ada di Jl. Krembangan Barat No. 55 Surabaya karena Br. Dick Groeneveld kembali ke Belanda untuk mendirikan Gereja Pinksterzending. Pdt. Soemardi Stefanus merupakan salah satu alumni Sekolah Alkitab di Kediri yang didirikan oleh Zr. M. A. van Alt.

Di tahun 1952 sebelum Zr. M. A. van Alt. kembali ke negeri Belanda karena situasi politik di Indonesia saat itu kurang stabil maka beliau menyarankan agar gereja – gereja Pinksterzending bergabung dengan GSJA ( saat itu masih bernama Assemblies of God in Indonesia ). Atas saran tersebut maka ditahun 1951 beberapa gereja Pinksterzending memutuskan untuk bergabung dengan GSJA dan salah satunya adalah gereja Pinksterzending Surabaya. Saat itu jumlah jemaat kurang lebih sekitar 100 jiwa. Pengurus gereja juga sudah terbentuk walaupun masih sederhana.

 

Tahun – tahun pendewasaan 1951 – 1994

Pra Pendewasaan ( 1951 – 1969 )

Setahun kemdian setelah penggabungan yaitu pada tanggal 5 – 9 Juni 1952 diselenggarakan Kongres II GSJA di Tomohon – Sulawesi Utara. Dalam kongres ini Pdt. Soemardi Stefanus terpilih sebagai Ketua Daerah Jawa Timur.

Dari tahun 1959 – 1981 beliau menjabat Ketua Umum GSJA.

Tahun 1951 – 1954 merupakan masa yang cukup sulit karena pengaruh suasana politik nasional sehingga jumlah jemaat menurun drastis hingga kurang lebih 15 jiwa. Namun di awal tahun 1960-an terjadi penambahan jumlah jemaat hingga mendekati angka 100 jiwa.

Tahun 1960 GSJA Eben Haezer membuka Pos Penginjilan yang pertama di Donokerto dan Perak Barat.

Pada Tahun 1967 Tuhan mengirim satu keluarga Utusan Gerejawi untuk membantu pelayanan Pdt. Soemardi Stefanus. Mereka adalah keluarga Rev. H. R. Carlblom dari Amerika Serikat. keluarga Rev. H. R. Carlblom membantu pelayanan di GSJA sampai tahun 1971.

Tahun 1968 menjadi tahun yang berarti, karena pada tahun tersebut GSJA Eben Haezer menjadi Sidang Pembina. Selain itu tahun 1968 dibeli sebidang tanah dan mulai diadakan pembangunan gedung gereja di Jl. Ambengan 2 Surabaya.  Pembelian tanah dan pembangunan ini merupakan wujud dari dukungan The Kathryn Kuhlman Foundation.

Tahun – tahun awal pendewasaan ( 1969 – 1979 )

Pembangunan gereja ini selesai dan diadakan peresmian pada tanggal 23 Maret 1969. Sejak saat itu GSJA Eben Haezer resmi pindah dari tempat yang lama di Jl. Krembangan Barat No. 55 ke lokasi yang baru di Jl. Ambengan 2 Surabaya. Saat itu jumlah jemaat sekitar 100 jiwa.

Di tahun 1969 – 1979 dibuka beberapa Pos Penginjilan baru yaitu Kenjeran, Bumiarjo, Kampung Malang, Gembili II/26. Selama kurun waktu ini jumlah anggota mengalami pertambahan yang cukup signifikan dari ±100 jiwa menjadi ±600 jiwa pada akhir periode ini. Selain itu GSJA Eben Haezer juga memiliki 3 departemen yaitu Kaum Wanita, Kaum Muda & Remaja, dan Sekolah Minggu.

Tahun – tahun pendewasaan ( 1979 – 1994 )

Di periode ini ada beberapa event penting yang terjadi yaitu : peresmian gedung Sekolah Minggu pada tanggal 5 Agustus 1984, pendataan kembali anggota jemaat, renovasi altar gereja, dan dibukanya kebaktian bahasa Inggris pada tanggal 1 Oktober 1986. Diprakarsai oleh Rev. Thomas dan Phyllis Wheeler. Namun kebaktian bahasa Inggris ini hanya berlangsung sampai akhir dasawarsa 1980-an.

Akhir tahun 1985 dimulai ibadah doa pagi yang dilaksanakan pada hari Senin dan Kamis pukul 05.00 WIB.

Kegiatan Ibadah kelompok persekutuan dimulai pada periode ini. Dan merupakan awal dari kelompok sel yang disebut House Family. House Family ( disingkat HF ) dimulai pada tahun 1994.

Pada periode ini gereja membuka lagi cabang baru yaitu : Balungsari, Putat Gede, Kedurus, dan Pogot.

Pada tanggal 19 Januari 1990, Pdt. Soemardi Stefanus telah menyelesaikan tugas pelayanan dan kembali ke rumah Bapa di surga. Untuk sementara waktu posisi gembala digantikan oleh Pdt. P. H. Mailangkay yang telah menjadi wakil gembala sejak tahun 1984.

Pada tahun 1991 Pdt. I. Kaihatu terpilih menjadi Gembala Sidang GSJA Eben Haezer sampai saat ini.

Sejak bulan Desember 1991 sampai April 1992 Pdt. I. Kaihatu dibantu oleh Pdt. P. H. Mailangkay. Setelah itu Pdt. P. H. Mailangkay meninggalkan pelayanan di GSJA Eben Haezer karena beliau merasa terpanggil untuk menjadi penginjil yang berkeliling ke daerah - daerah di Indonesia.

 

Akhir abad 19

1994 – 1999 
Selama kurun waktu 5 tahun GSJA Eben Haezer mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Hal ini terlihat dari jumlah jiwa di tahun 1995 tercatat 960 jiwa tergabung di GSJA Eben Haezer dan di akhir tahun 1999 terdaftar 1993 jiwa. Diakhir tahun 1999 terdapat beberapa gereja cabang yang akhirnya mandiri yaitu : Balungsari, Putat Gede, dan Pogot. Selama periode ini terjadi pembenahan secara menyeluruh baik dalam hal administrasi maupun pembenahan organisasi. Selain itu pada masa ini mulai disusun Program Kerja Tahunan yang rapi dan jelas.

Tahun 1994
Perkembangan House Family
House Family mulai dibuka pada tahun 1994. House Family merupakan nama lain dari kelompok-kelompok sel. Setiap kelompok House Family terdiri dari 10-15 orang. Kelompok House Family dibagi menjadi 5 wilayah yaitu : Utara, Timur, Selatan, Barat, dan Tengah.

Tahun 1999
GSJA Eben Haezer turut ambil bagian dalam memberikan bantuan terkait konflik di Sambas. Selain itu GSJA Eben Haezer bekerja sama dengan Penerbit Gandum Mas membuka Pusat Latihan Misi di Kalimantan Tengah.
Pada akhir tahun 1999 GSJA membentuk tim Penginjilan yang bergerak khusus menangani bidang penginjilan. GSJA Eben Haezer juga membentuk komisi Pendidikan. Komisi ini menangani pemuridan, SOM ( School Of Ministry ), dan LKTI. Di tahun ini juga, ditambahkan 1 kali jadwal ibadah Minggu. Sehingga ibadah hari Minggu menjadi 3 kali ibadah.