MEMPUNYAI KEPASTIAN

  • 25 Feb 2024
  • Fulfilling God's Purpose

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” - (Yohanes 3:16)

Kepastian

A. Definisi

  1. Kata “Assurance” yang diterjemahkan sebagai kepastian didefinisikan oleh kamus sebagai berikut: “Jaminan resmi, pernyataan positif, ketentuan, hilangkan semua keraguan yang mungkin ada.”
  2. Bila kita berbicara mengenai kepastian keselamatan dalam kehidupan orang Kristen, ini berarti adanya suatu keyakinan bahwa dosa dosa kita telah diampuni, bahwa kita memiliki kehidupan kekal, dan bahwa kita akan masuk surga bila kita meninggal dunia.

B. Dapatkah kita mempunyai kepastian?

  1. Ada orang-orang yang merasa bahwa ketika seseorang menyatakan memiliki kepastian tentang hal-hal rohani adalah bentuk kesombongan. Mereka berasumsi bahwa kita menyatakan diri suci dan lebih baik daripada orang lain. Namun menyatakan keyakinan kepastian keselamatan bukanlah suatu bentuk kesombongan dikarenakan:
    1. Keselamatan dan harapan akan hidup kekal yang kita miliki dapat didasarkan pada kematian Kristus di kayu salib sebagai ganti korban penebus dosa untuk menjalani hukuman kematian kekal karena kepastian ini bukan karena hasil perbuatan baik saja.
    2. Pengampunan dosa dan hidup kekal adalah sebuah kepastian dan tersedia bagi semua orang yang mau percaya kepada Kristus. Ayat-ayat berikut: Yohanes 3:16; Kisah 16:31 32; Roma 6:23, menjelaskan betapa pentingnya seorang memiliki Kepastian percaya kepada Kristus.
  2. Alkitab menjelaskan dengan teliti bahwa kematian Yesus di kayu salib adalah sekali untuk selama-lamanya, korban yang sangat cukup untuk menghilangkan murka Allah atas dosa kita. Karenanya tidak ada sesuatu pun yang dapat kita tambahkan pada pekerjaan-Nya untuk menambah pada karya keselamatan kita (Ibrani 10:10-14). Tentu ini tidak berarti bahwa kita dapat datang pada Kristus lalu dengan gembira melanjutkan cara hidup yang berdosa. Tuhan akan memulai suatu pekerjaan pembaharuan dalam diri kita setelah kita diselamatkan. Dan pembaharuan ini bukan merupakan penyebab keselamatan kita, melainkan buah dari pekerjaan keselamatan yang kita upayakan dalam kehidupan sehari hari.
    Hidup kekal adalah pemberian cuma-cuma yang kita terima dengan iman percaya kepada Yesus Kristus, maka kita dapat yakin bahwa kita sekarang memiliki hidup kekal jika kita jika kita sungguh-sungguh mengundang Dia menjadi Juru selamat pribadi kita.Memberi kembali kepada Allah adalah inti ibadah.

Cukup mengejutkan, bahwa Yesus berbicara lebih banyak mengenai uang dan harta milik daripada tentang surga dan neraka. Apakah Allah begitu sangat membutuhkan uang kita? Ternyata tidak, karena Allah justru ingin mengajarkan kemurahan hati sebagaimana Ia juga adalah Allah yang murah hati bagi kita manusia yang berdosa. Kata “Memberi” yang dipakai dalam Alkitab disebutkan lebih dari 1500 kali, lebih banyak dari kata iman, pengharapan, kasih dan doa. Artinya bahwa Allah menghendaki pemberian kita sebagai sebuah ungkapan yang berarti dalam ibadah tiga dimensi, yaitu masa lalu, masa kini dan yang akan datang:

  • Pemberian saya mengungkapkan ucapan syukur akan pemeliharaan Tuhan di masa lalu. Saat kita memberikan kembali kepada Allah, itu merupakan rasa terimakasih kepada Tuhan atas segala berkat-Nya. Allah ingin pemberian kita dimotivasi oleh ungkapan kasih dan bukan karena paksaan (2 Korintus 9:7, 11).
  • Pemberian saya mengungkapkan prioritas untuk sekarang. Cara kita mengelola waktu, uang serta kalender kegiatan saat ini menggambarkan prioritas apa yang terpenting dalam hidup kita. Salah satu ketaatan praktis apabila kita memberi yang utama kepada Allah di minggu pertama Maka itu adalah bukti prioritas kita kepada Allah (Matius 6:21, 2 Korintus 8:8, Ulangan 14:23b).
  • Pemberian saya mengungkapkan iman pada Allah untuk masa depan. Dan salah satu ujian yang dapat dilatih dalam mengungkapkan kebergantungan masa depan kita adalah dalam hal ketaatan mengembalikan persepuluhan ke rumah Tuhan (Maleakhi 3:10).

Paulus memberi tiga karakteristik hal memberi dalam ibadah yaitu:

  1. Dalam setiap ibadah raya hari minggu
  2. Direncanakan dengan baik
  3. Sesuai dengan besarnya nilai penghasilan

POKOK RENUNGAN:

Memberi kembali kepada Allah adalah inti ibadah.

AYAT EMAS:

“Karena dimana hartamu berada, disitu juga hatimu berada” - Matius 6:21