HIDUP yang DISERAHKAN

  • 24 Mar 2024
  • Fulfilling God's Purpose

“Aku telah disalibkan dengan Kristus; Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkandiri-Nya untuk aku.” Galatia 2:20

 

Di dunia saat ini kita bisa menemukan tiga sikap dasar terhadap diri sendiri.

Sikap yang pertama adalah sifat memberi tempat untuk kesenangan diri. Orang-orang yang mempunyai sikap ini menolak ide tentang penyangkalan diri. Mereka menolak pengekangan moral dan berkata. "Jika engkau ingin melakukan sesuatu, silakan, lakukan saja." Mereka tidak perlu berpikir dua kali bila datang godaan. Menyerah saja pada kesempatan pertama! Jika rasanya enak, lakukanlah. Cara hidup seperti ini sangat berbahaya karena mengingkari kemanusiaan sejati seseorang. Bagaimanapun banyaknya seseorang berusaha memuaskan dirinya, ia tidak pernah dapat terpuaskan. Hal ini disebabkan karena ia telah mengesampingkan batasan rohani dan moralnya. Semua kenikmatan di dunia tidak dapat mengisi kekosongan yang diakibatkan oleh penyangkalan kemanusiaan sempurna kita. Itulah sebabnya Ibrani 11:25 mengatakan bahwa kesenangan dosa itu cepat berlalu.

Sikap yang kedua, sebaliknya ingin menghancurkan segala sesuatu yang menyangkut diri. Orang-orang ini berkata bahwa diri pribadi dan keinginan manusia adalah jahat, dan oleh sebab itu kita harus mengorbankan semua kenikmatan yang berhubungan dengan diri sendiri. Bagi mereka, penyangkalan diri menjadi tujuan. Sikap ini berbahaya karena Allah menciptakan kemampuan kita untuk menikmati berbagai hal, untuk menginginkan apa yang baik. Jawaban terhadap permasalahan ini bukan berhenti menikmati hidup. Tetapi menikmati hal-hal yang baik hal-hal yang dibenarkan Allah.

Sikap terhadap diri yang ideal menurut Alkitab adalah berserah kepada Kristus dan menjadikan Nya Tuhan atas hidup kita. Kristus tidak akan membinasakan diri manusia yang berserah kepada Nya. Malahan la menebusnya dan memberikan kembali kepada kita agar kita dapat menjalani sisa hidup kita dalam persekutuan dengan Dia. Hidup yang diserahkan kepada Tuhan dilukiskan dalam Galatia 2:20: “Aku telah disalibkan dengan Kristus; Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidup yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku."

Dalam persekutuan ini, segala sesuatu yang tidak menyenangkan Kristus disalibkan, seperti keinginan lama yang harus dimatikan, karena keinginan lama itu merugikan dan menghancurkan hidup kita. Dengan demikian penyangkalan diri tidak merugikan bagi orang Kristen, melainkan seperti pengangkatan sel tumor kanker. Kita yang telah ditebus bukan mesin pasif yang hanya melakukan apa yang diinginkan Allah dan tidak memiliki kemauan sendiri. Sebaliknya, bersifat aktif, dimana ia menyadari bahwa kehendak Allah adalah “Apa yang baik, yang berkenan pada Allah dan yang sempurna” (Roma 12:2)

Hidup dengan melakukan apa yang baik, yang berkenan pada Allah dan yang sempurna adalah rencana Allah bagi manusia ketika Ia menciptakannya. Jadi bila seorang menyerahkan hidupnya kepada Kristus, ia akhirnya menjadi manusia sepenuhnya. Dengan demikian menyerah kepada Kristus itu tidak merugikan kita. Itulah satu satunya cara untuk menjalani hidup yang sempurna.