IMAN, KENYATAAN, dan PERASAAN

  • 03 Mar 2024
  • Fulfilling God's Purpose

Iman dan Kenyataan

Ketika kita datang kepada Kristus, kita terpanggil untuk percaya juga kepada beberapa kebenaran yang kita dapatkan dalam pembacaan Alkitab:

A. Sejarah

  1. Agama Kristen adalah sebuah agama yang bersejarah. Artinya, agama ini tidak dapat dipisahkan dengan peristiwa bersejarah 1. yang mencatat apa yang telah Allah lakukan dalam sejarah kehidupan manusia. Dimana Allah telah menyediakan satu jalan bagi manusia berdosa untuk diperdamaikan dengan diri-Nya.
  2. Catatan peristiwa dalam Perjanjian Baru memberi kita cerita para saksi mata yang hidup sezaman dengan Yesus mengenai Pribadi Yesus Kristus, kehidupan dan pelayanan-Nya. Mereka mengenal Kristus secara pribadi, mengorbankan segala sesuatu untuk mengikut Dia, termasuk mengorbankan nyawa mereka bagi Kristus.
  3. Bahkan beberapa penemuan ilmu purbakala abad ini telah membuktikan jauh lebih banyak kebenaran peristiwa sejarah dalam Alkitab untuk menegaskan ketepatan sejarah dalam Alkitab.

B. Alkitab bukan sekedar sebuah buku Sejarah, melainkan wahyu Allah

  1. Alkitab adalah kitab yang menyatakan bahwa Allah merupakan penulis utama berita Alkitab (II Timotius 3:16-17).
  2. Sejarah telah menunjukkan bahwa berita kitab ini berkuasa untuk mengubah kehidupan dan memperbaharui masyarakat.
  3. Di dalam Alkitab terdapat janji-janji luar biasa dan suatu ajakan untuk memasuki hubungan dengan Allah sendiri.

 

Iman dan Perasaan

Orang sering membuat kesalahan dengan mengacaukan iman dan perasaan. Dengan demikian mereka terus-menerus ragu tentang hubungan mereka dengan Allah. Iman mempunyai dua ciri khas penting yang membantu kita membedakannya dari perasaan.

  1. Iman adalah tindakan yang timbul dari kemauan, dimana kita secara sadar memilih untuk menaruh iman atau percaya kita pada Kristus.
  2. Iman (agar tidak mengecewakan kita) harus didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang benar dan bukan pada perasaan-perasaan kita yang begitu mudah berubah-ubah.

Adakalanya kita tidak merasa begitu senang mengenal Allah, Alkitab, atau diri kita sendiri. Apakah itu berarti bahwa pada waktu tersebut Allah kurang mengasihi kita, Alkitab kurang benar, atau bahwa Allah tidak lagi mengampuni kita? Tentu saja tidak demikian! karena alasan inilah maka iman dan perasaan harus dibedakan.Perasaan berhubungan dengan emosi yang tunduk pada sejumlah faktor dan pengaruh. Di lain pihak, iman berhubungan dengan kenyataan yang tidak dapat diubah mengenai kematian Yesus serta kebangkitan-Nya. Iman berhubungan dengan keputusan kehendak kita untuk menaruh seluruh harapan kita akan hidup kekal pada apa yang telah dilakukan-Nya bagi kita” (II Tim 1:12; Roma 8:38-39).