Pilihan ada di Tanganmu

  • Majalah Immanuel
  • Pilihan Kita
  • 16 Sep 2018

Seorang pelari olimpiade yang bernama Eric Liddell pernah membuat ungkapan menarik dalam film The Chariots of Fire. Dalam suatu percakapan dengan kakaknya, Eric yang ingin tetap berlari dalam olimpiade itu berkata: ―Tuhan sudah membuat saya cepat (dalam berlari). Dan ketika saya berlari, saya merasakan sukacita-Nya.

Ungkapan sederhana ini menunjukkan pengenalannya akan rancangan Tuhan dalam hidupnya. Ia tahu kemampuannya dalam berlari cepat memang sudah dirancang dan diberikan Tuhan untuknya. Dan ketika ia menggunakan kemampuannya itu, ia merasa Tuhan disenangkan karena ia sudah menggenapi rancangan dan kehendak Tuhan atasnya. 

Kita semua dirancang melakukan sesuatu yang unik yang orang dunia bilang adalah takdir, namun bukan berarti kita sebagai anak-anak Tuhan harus percaya kepada takdir, karena Tuhan telah menjadikan kita sebagai seorang pribadi yang unik yang tidak ada seorangpun yang dapat sama persis dengan kehidupan kita, sebab apa yang terjadi hari ini adalah hasil dari buah pikiran (kehendak) kita kemarin.  Itu sebabnya kita sebagai manusia memiliki Free Will yang dapat menentukan sikap dan perilaku kita apakah akan menjadi baik atau menjadi buruk tergantung kepada kita, dan apakah kita mau melakukan itu untuk kemuliaan Tuhan atau bagi diri kita sendiri semuanya tergantung kepada kita. 

Perlu untuk meng-intropeksi diri kita setiap hari, Rasul Paulus katakan dalam surat-nya bahwa manusia baru itu tidak terjadi langsung dalam waktu satu hari, namun perlu proses dan sehari demi sehari diubahkan menjadi baru sampai menjadi sempurna seperti Kristus.

Mari kita sebagai anak-anak Allah, umat pilihan-Nya menyadari bahwa pilihan ada di tangan kita, mau berubah hari ini besok atau sekarang semua tergantung kita, dan tetap minta agar Roh Kudus menjaga hati dan pikiran kita, sehingga seluruh aspek dalam kehidupan kita semuanya diberikan untuk kemuliaan nama Tuhan.