Bekerja & Melayani

  • Antonius Mulyanto
  • Pelayanan
  • 22 Oct 2016

“Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah,”
(Kisah Para Rasul 18 : 3b)

Di Korintus, Paulus bertemu dengan Akwila dan Priskila (Ay 2-3). Akwila dan Priskila adalah sepasang suami istri yang datang dari Roma dan pekerjaan mereka sama seperti Paulus, tukang kemah. Di samping sebagai seorang penginjil, Paulus juga mempunyai pekerjaan sebagai pembuat kemah (tenda). Hal ini mempertemukannya dengan keluarga Akwila yang juga mempunyai pekerjaan yang sama dan Paulus sempat tinggal dan bekerja bersama-sama dengan mereka (ayat 3).

Walaupun mereka sama-sama pembuat kemah, hal ini tidak membuat satu dengan yang lain merasa sebagai saingan atau tersaingi sehingga membuat jarak di antara mereka. Mereka bersahabat, mereka bekerja sama dan mereka semakin berkembang baik usaha maupun kerohanian mereka. Pekerjaan seharusnya tidak boleh menghambat panggilan utama orang percaya yakni memberitakan injil, baik melalui perkataan maupun perbuatan dan terlebih hubungan baik dengan sesama. Hal inilah yang ditunjukkan Paulus. Bagaimana dengan Akwila dan Priskila? Kehadiran Paulus di rumah mereka, serta kerjasama yang dilakukan selama ini juga tidak hanya menambah pengetahuan atau pemahaman mereka tentang iman Kristen tetapi juga menumbuhkan semangat memberitakan injil kepada mereka.

Apakah seorang hamba Tuhan atau pendeta boleh melakukan pekerjaan di luar pelayanannya?  Jawabnya, tidak masalah; hal itu tergantung pada keadaan dan motivasinya. Paulus bekerja sebagai tukang kemah salah satu tujuannya adalah agar tidak membebani jemaat yang dilayaninya, sehingga jemaat dapat memberikan persembahan mereka ke hamba Tuhan lain yang membutuhkan, bahkan hasil dari pekerjaan Paulus pun dapat digunakan untuk membantu hamba-hamba Tuhan lainnya. Pekerjaan yang dilakukannya bukanlah hal yang utama, tetapi sebagai penunjang, yaitu selain untuk menambah uang bagi pelayanan, tetapi juga menjadi kesempatan bagi Paulus untuk dapat menyampaikan injil di tengah-tengah pekerjaannya.

Mari kita sendiri yang menguji motivasi kita, apakah dalam bekerja itu nama Tuhan dipermuliakan, atau justru ada motivasi lain di balik itu? Biarlah segala yang kita lakukan, entah itu makan atau minum, atau bahkan bekerja sekalipun, kita lakukan dengan motivasi untuk mempermuliakan nama Tuhan (1 Kor 10:31).

Alkitab  tidak melarang seorang hamba Tuhan bekerja, bahkan seorang hamba Tuhan penuh waktu sekalipun.

(Artikel oleh: Antonius Mulyanto, Biblical Devotion,.gsja.org).