Apakah arti Kelemahlembutan? Kelemahlembutan adalah kemampuan menghadapi permusuhan dan kritik orang lain tanpa membalas secara agresif seperti kata-kata keras dan kasar, wajah dan ekspresi tubuh yang penuh amarah melainkan dengan kelembutan mengendalikan lidah dan emosi kita. Kelemahlembutan bukan berarti tidak berkata apapun dan hanya memendam apa yang terjadi, karena orang yang lemah lembut bisa juga sangat kuat, tegas dan jelas tanpa disertai kemarahan yang tak terkendali
Kelemahlembutan merupakan buah Roh yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Dan sumber kelemahlembutan adalah Allah. Raja Daud menggambarkan kelemahlembutan Allah seperti seorang gembala yang memperhatikan kebutuhan domba-domba-Nya (Mazmur 23:2-3; Yesaya 40:1). Kitab Ulangan menggambarkan kelemahlembutan Allah seperti seorang ayah yang peduli mendukung anaknya dan melindunginya saat berada dalam bahaya (Ulangan 1:31).
Yesus dalam sepanjang hidup-Nya juga menunjukkan kualitas kelemahlembutan. Ia tidak menjadi agresif saat musuh-musuh-Nya mencobai Dia dan memberikan tuduhan palsu kepada-Nya. Yesus tidak pernah memandang rendah orang lain, Dia bahkan memberikan sebagian besar waktu-Nya kepada orang-orang yang sering dipandang rendah dan ditolak oleh masyarakat (Matius 11:28-29). Contoh yang dapat dilihat adalah ketika Yesus dengan kelemahlembutan-Nya membimbing Perempuan Samaria yang telah memiliki lima suami untuk menyadari kebutuhan yang utama dalam kehidupannya (Yohanes pasal 4).
Yesus mengalami ujian yang paling sulit saat diperhadapkan dengan peristiwa penangkapan, pengadilan dan penyaliban-Nya. Sebenarnya dalam rentetan peristiwa tersebut, Yesus bisa memerintahkan pasukan malaikat untuk melindungi diri-Nya, akan tetapi Dia tidak melakukannya (Matius 26:53-54). Ketika Yesus diadili, Dia hanya berdiam diri (Matius 26:63); bahkan ketika Dia dipakukan di kayu salib, Dia tidak mengutuki musuhNya, melainkan berdoa kepada Bapa-Nya agar mengampuni mereka (Lukas 23:34).
Pertanyaan untuk direnungkan: