Kecenderungan manusia adalah mendengar apa yang ingin didengar dan melakukan apa yang ingin untuk dilakukan. Namun yang berbahagia adalah yang mendengar suara Tuhan. Mendengar suara Tuhan berasal dari bahasa Ibrani “Syama” artinya mendengar, membuka hati, melakukan. Untuk bisa mempunyai kemampuan untuk mendengar suara Tuhan memang bukan suatu hal yang mudah. Diperlukan kemauan, ketaatan dan kerajinan untuk mempelajari Firman-Nya, agar kita bisa menjadi lebih peka dengan suara-Nya.
Ada garis yang sangat tipis yang memisahkan suara Tuhan dari suara hati kita sendiri. Seringkali kita cenderung hanya bertindak menuruti suara-suara yang menyenangkan hati kita saja. Dan kita menyangka bahwa itulah suara yang dikehendaki oleh-Nya. Namun setelah kita menemui kegagalan baru kita menyadari bahwa kita telah mengikuti suara hati kita sendiri. Dalam menjalani kehidupan ini kerapkali kita mendengar suara-suara di sekeliling kita yang membuat kita menjadi lemah. Seringkali suara-suara itu membuat kita harus mengkompromikan integritas kita dengan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Seringkali suara-suara yang kita dengar adalah suara-suara yang membuat kita meninggalkan ketaatan kita kepada Allah dan membuat kita lebih beralih kepada perkara-perkara duniawi. Bahkan tidak jarang suara-suara tersebut juga telah membuat seseorang lebih memilih untuk melepaskan imannya dan menukarnya dengan hal-hal yang bersifat sementara.
Sebagai anak-anak Tuhan, mari kita akan belajar untuk semakin mengenal suara Gembala Agung kita. Karena hanya dengan mendengar suara-Nya kita akan mengalami damai sejahtera (I Korintus 14:33). Yesus sendiri ketika masih ada di bumi ini, lebih memilih untuk mendengar suara Bapa yang mengutus-Nya daripada mendengarkan suara-suara kerumunan massa yang dapat menggagalkan misi-Nya datang ke dunia ini. Oleh sebab itu, sama dengan teladan yang Yesus berikan dengan ketaatan-Nya mendengarkan suara Bapa-Nya, demikian juga kita harus taat mendengarkan suara Yesus bagi kita. Seringkali kita kehilangan fokus untuk mendengar suara Tuhan. Seringkali kesibukan kita terhadap perkara-perkara duniawi banyak menyita perhatian atau fokus kita untuk menerima perkara-perkara rohani yang penting dari Tuhan bagi kehidupan kita. Sehingga kita seringkali mengalami kekacauan dalam menjalani hidup ini.
Marilah kita hidup semakin dekat dengan Tuhan dengan cara semakin banyak waktu membaca dan merenungkan Firman Tuhan, tekun berdoa dan rajin ibadah serta melayani Tuhan, sehingga kita akan semakin bertumbuh menjadi pribadi yang semakin peka mendengar suara Tuhan. Kita tahu apa yang harus kita lakukan dengan tepat sesuai kehendak-Nya. Ketika kita peka mendengar suara-Nya maka hidup kita akan dipenuhi dengan damai sejahtera dan kita akan mengalami janji-janji Tuhan digenapi dalam hidup kita.