Berdukacita Atas Dosa Dan Kelemahan

  • 07 Sep 2014
  • Pelayanan & Penuaian

Dalam khotbah-Nya di bukit, Tuhan Yesus berkata, “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihiburkan” (Matius 5:4).  Kata “berdukacita” artinya merasa sedih atas kelemahan kita sendiri karena tidak mampu memenuhi standar kebenaran Allah dan kuasa kerajaan-Nya.  Itu juga berarti berdukacita karena hal-hal yang menyedihkan hati Allah.  Dengan kata lain kita berbagi rasa dengan Allah dan ikut berdukacita bersama-Nya atas dosa, kebejatan dan kekejaman yang ada di dunia ini (Lukas 19:41; Kisah Para Rasul 20:19; 2 Petrus 2:8).  Perasaan sedih yang mendalam atas dosa merupakan ciri khas orang yang berbahagia.  Tetapi suatu pertobatan murni akan menghasilkan kesejahteraan bagi orang percaya.  Karena Kristus telah menanggung dosa setiap orang, kesejahteraan dari pengampunan yang penuh sudah tersedia.

Alkitab menyebutkan ini sebagai dukacita Ilahi.  Dukacita karena dosa dan menghasilkan pertobatan (2 Korintus 7:10).  Dukacita ini timbul karena Firman Allah yang menegur hidup seseorang.  Dan Roh Kudus menginsyafkan dosa-dosanya.  Contoh: Petrus yang berdukacita karena ia mengingat perkataan Yesus yang mengingatkannya tentang penyangkalannya (Matius 26:75);  Tuhan Yesus pada saat menangisi Yerusalem karena penduduknya yang berdosa dan tetap hidup dalam dosa, meskipun Yesus telah datang menawarkan karunia Allah kepada mereka (Lukas 19:41-44); Dan Yeremia yang adalah Nabi Tuhan waktu meratapi dosa-dosa umat Allah (Yeremia 9:1).  Tuhan Yesus berjanji bahwa orang yang berdukacita demikian akan menerima penghiburan Ilahi.  Seperti janji Tuhan untuk memberikan Roh Kudus sebagai Roh Penghibur dan Roh Penolong.

Orang yang berdukacita seperti yang dimaksud Tuhan Yesus adalah orang yang menyesal dan bertobat atas dosa-dosa yang dilakukan.  Orang seperti ini disebut orang yang berbahagia karena mereka akan menemukan kedamaian, penghiburan, sukacita, pengampunan dan pemulihan dari Tuhan.  Orang yang bertobat adalah orang yang hatinya hancur dan dengan kerendahan hati menyadari betapa berdosanya dia.  Dukacita berarti pertobatan dan penyesalan.  Orang yang bertobat akan mendapat pengampunan dan kedamaian sehingga mereka disebut sebagai orang yang berbahagia.

Kita tidak akan mengalami dukacita seperti ini kalau tidak ada kerendahan hati kita yang mengakui bahwa kita adalah manusia berdosa dan lemah yang dengan mengandalkan kekuatan sendiri seringkali gagal untuk hidup sesuai kehendak Tuhan.  Ketika ada kerendahan hati dan hancur hati maka sesungguhnya kita menjadi orang yang berbahagia karena kita akan menerima pengampunan dan pemulihan dari Tuhan kita.  Sehingga dengan demikian sukacita dan damai sejahtera akan memenuhi hidup kita dan kita menjadi orang yang berbahagia di dalam Tuhan.