Sebuah Titik Balik

  • 01 Oct 2017
  • Like Jesus

Allah mengundang kita untuk bergabung bersama-Nya dalam pekerjaan-Nya, Dia memiliki tugas dasyat buat kita. Ketika Allah mengatakan kepada kita tentang apa yang mau Dia kerjakan melalui kita, kita akan mengalami krisis kepercayaan. Dimana kita harus memutuskan apakah kita mau mempercayai Allah bahwa Dia ingin melakukannya melalui kita. Pada titik ini, banyak orang memutuskan untuk tidak melanjutkan apapun yang awalnya mereka percayai sebagai pimpinan Tuhan namun krisis kepercayaan membuat mereka mulai meragukan apakah benar semua ini pimpinan Tuhan.

Krisis kepercayaan merupakan sebuah titik balik di mana kita harus membuat sebuah keputusan. Kata “krisis” sendiri berasal dari bahasa Yunani artinya keputusan atau penilaian. Kita harus memutuskan apa sebenarnya yang kita percayai tentang Tuhan. Respon kita terhadap titik ini akan menentukan apakah kita akan terlibat dengan Allah untuk sesuatu yang dasyat dimana hanya Dia yang dapat melakukannya ATAU kita akan melanjutkan perjalanan kita sendirian dan melewatkan apa yang ditetapkan Allah bagi hidup kita. Ini bukan pengalaman sekali seumur hidup, namun akan sering terjadi.

Ada banyak contoh dari kisah-kisah di Alkitab mengenai krisis kepercayaan. Contohnya adalah tentang peristiwa “Jatuhnya yerikho” (Yosua 6:1-5) bagaimana Allah berfirman kepada Yosua untuk mengelilingi kota Yerikho sehari satu kali selama enam hari dan pada hari yang ketujuh harus mengelilingi kota itu selama tujuh kali, sedang para imam meniup sangkakala, maka pada saat itulah tembok kota itu akan runtuh. Itu adalah krisis kepercayaan bagi Yosua dan bangsa Israel. Mereka harus memutuskan untuk percaya atau tidak bahwa Tuhan akan melakukan apa yang Dia katakan. Sekalipun sebelumnya mereka baru saja melihat Tuhan membelah sungai Yordan untuk mereka seberangi. Hal ini tentunya membutuhkan IMAN. Ingatlah bahwa Iman yang benar membutuhkan tindakan. Respon dan tindakan kita terhadap ajakan Allah menunjukkan apa yang kita percayai tentang Allah.

Contoh lain adalah kisah tentang bagaimana Daud memukul kalah orang Filistin (I Tawarikh 14:8-16). Dari kisah ini jelas terlihat bagaimana Daud orang yang setia kepada Tuhan menolak untuk bergantung kepada hikmat manusia. Dia meminta pimpinan Tuhan. Meskipun Allah sendiri telah mengatakan akan memberikan kemenangan kepada Daud atas bangsa Filistin. Ini merupakan krisis kepercayaan Daud. Daud tetap harus memutuskan akan apa yang dia percayai tentang Allah. Daud benar-benar mempercayai bahwa Allah akan melakukan apapun yang Dia katakan. Daud memiliki hubungan yang erat dengan Allah, sehingga ketika daud mengalami krisis kepercayaan, Daud mengambil keputusan yang tepat untuk tetap bertindak sesuai pimpinan Tuhan yang dia percayai. Sehingga dengan demikian kemenanganlah yang Daud peroleh.

Bagaimana dengan kita? Setiap kali ketika kita mengalami krisis kepercayaan saat dihadapkan kepada sebuah peristiwa, kita harus dengan Iman mengambil tindakan untuk tetap berjalan sesuai dengan pimpinan Tuhan. Kuncinya hidup dekat dengan Tuhan sehingga dengan demikian kita akan menjadi orang percaya yang peka dengan pimpinan Tuhan.