Hari Pentakosta

  • 24 May 2015
  • Mengalami Hati Yesus

Kata “Pentakosta” berasal dari bahasa Yunani “Pentekostos”, yang berarti hari “ke-limapuluh”.  Hari ini dihitung dari hari raya Paskah, yaitu 50 hari setelah kebangkitan Tuhan Yesus.  Di dalam Perjanjian Lama hari Pentakosta dikenal dengan sebutan “Hari Raya Tujuh Minggu” dirayakan dalam rangka pengucapan syukur atas berkat Tuhan yang telah memberi hasil panen yang berkelimpahan kepada umat-Nya (Keluaran 34:22).  Sedangkan dalam Perjanjian Baru hari Pentakosta adalah hari Pencurahan Roh Kudus.

Hari Pentakosta atau Pencurahan Roh Kudus merupakan hari penggenapan nubuatan dalam Alkitab.  Pada waktu Roh Kudus turun, terjadi peristiwa yang menggemparkan (Kisah Para Rasul 2).  Terdengar suara angin keras, terlihat lidah-lidah api bertebaran, dan juga para murid berbicara dalam berbagai bahasa yang dimengerti oleh orang-orang yang berasal dari berbagai daerah dan berbagai negara.  Salah satu bukti fisik seseorang dipenuhi Roh Kudus adalah berkata-kata dengan bahasa Roh (Yunani: Glosolalia), sebagai perwujudan adikodrati Roh Kudus, yaitu ucapan yang diilhami Roh di mana seorang percaya berkata-kata dalam suatu bahasa yang belum pernah dipelajari (Kisah Para Rasul 2:4, I Korintus 14:14-15).  Mungkin ucapannya dalam salah satu bahasa manusia (Kisah Para Rasul 2:6) atau dalam bahasa yang tidak dikenal di dunia ini (I Korintus 13:1).  Inilah yang dialami murid-murid pada hari Pentakosta itu.

Peristiwa tersebut membuat orang terheran-heran dan bertanya, “Apa artinya semuanya ini?’, tetapi ada pula yang sinis dan berkata bahwa para murid Tuhan itu sedang mabuk karena anggur.  Rasul Petrus yang dipenuhi Roh Kudus berdiri dan berkata bahwa semuanya ini terjadi bukan karena mabuk anggur, tetapi penggenapan nubuatan Nabi Yoel yang diucapkan kurang lebih 400 th SM (Kisah Para Rasul 2:17-21).  Kepenuhan Roh Kudus pada hari Pentakosta berarti dimulainya penggenapan janji Allah dalam Yoel 2:28-29 untuk mencurahkan Roh-Nya atas semua manusia pada hari-hari terakhir.  Para murid diperlengkapi dengan “kekuatan” dan “kuasa“ untuk memberitakan Injil dan menuntun orang berdosa untuk berbalik kepada keselamatan dalam Kristus (Kisah Para Rasul 1:8).  Kata yang mengandung janji ini digenapi pada hari Pentakosta.  

Setelah Roh Kudus dicurahkan, Para Rasul diperlengkapi dengan kekuatan dan kuasa untuk bersaksi.  Petrus yang penakut berubah secara total.  Ia bukan saja berani bersaksi di hadapan banyak orang, tetapi kesaksiannya mengandung kekuatan dan kuasa, sehingga dalam satu kali khotbah ada 3000 orang bertobat dan pada khotbah berikutnya ada 5000 orang bertobat.  Sungguh luar biasa kuasa yang diberi oleh Roh Kudus. 

Hari raya Pentakosta membawa dampak yang besar bagi kehidupan orang-orang percaya.  Kita membutuhkan kepenuhan Roh Kudus tiap hari.  Ada yang mengira bahwa Roh Kudus dengan mudah dicurahkan dan memenuhi seseorang.  Ada orang Kristen yang hidupnya tidak benar, tetapi mereka berpikir hanya dengan berdoa akan bisa langsung dipenuhi Roh Kudus.  Apakah mungkin terjadi?  Tentu tidak.  Sebab Roh yang dicurahkan adalah Roh yang kudus.  Kisah Para Rasul 1:14 dengan jelas mengatakan bahwa orang-orang yang dipenuhi Roh Kudus yang berjumlah 120 orang itu jauh sebelum hari tersebut telah mempersiapkan diri dengan baik.  Jika kita mau dipenuhi Roh Kudus tidak cukup hanya memiliki kerinduan saja, tetapi dituntut kehidupan yang kudus, kehidupan yang dengar-dengaran atau taat kepada Roh Kudus.  Jadi kepenuhan Roh Kudus mempunyai sangkut paut yang erat dengan kehidupan kekristen yang benar, penyerahan diri kepada Roh Kudus lewat komitmen hidup kudus, taat dan melalui doa.