Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi (Matius 5:5). Kelembutan bukanlah kelemahan. Lemah lembut adalah kekuatan atau emosi yang terkendali. Contoh: Tuhan Yesus sendiri adalah teladan dari orang yang lemah lembut (Matius 11:29). Contoh lain adalah Musa. Apakah Musa seorang yang lemah? Tidak. Musa justru seorang pemimpin yang hebat, seorang yang memimpin seluruh bangsa Israel keluar dari Mesir tanah perbudakan dan juga menyeberang laut Teberau, seorang yang berdiri di hadapan raja Mesir dengan begitu gagahnya menyampaikan pesan Allah. Musa seorang yang luar biasa. Tetapi di balik kehebatannya itu, ternyata Musa memiliki hati yang lembut, yaitu hati yang mau mengampuni, hati yang bisa mengendalikan emosi dan membalas kesalahan orang lain. Pada saat Miryam dan Harun mengata-ngatai Musa, dia sama sekali tidak membalas dengan kata-kata tetapi dia menyerahkan persoalannya ini kepada Tuhan, sebagai pemimpin tertinggi, sehingga Tuhan menuntun dan menyertainya (Bilangan 12:1-3).
Dari sini kita bisa belajar bahwa orang yang lemah lembut adalah orang yang rendah hati yang memiliki hati yang mau diajar, cepat mendengar dan lambat untuk berbicara. Dia juga mau terbuka akan kesalahannya dan mau mengampuni kesalahan orang lain. Selain itu dia juga mau dikoreksi, ditegur dan diajar Tuhan. Dengan kata lain hidupnya bergantung kepada Tuhan. Seringkali manusia mengeraskan hati, tidak mau membiarkan hati dan hidupnya dipimpin Tuhan. Tetapi sesungguhnya Tuhan mau kita menjadi orang-orang yang berkenan dan mengerti kehendak Tuhan. Kita belajar dari Tuhan Yesus, bagaimana Dia memiliki hati yang lemah lembut dan rendah hati. Tuhan berkata ikut dan belajar dari Tuhan, karena Tuhan akan mengajar kita menjadi pribadi yang lemah lembut (Matius 11:28).
Orang yang lemah lembut akan memiliki bumi. Apa artinya? Seseorang yang lemah lembut akan hidup di bumi ini dengan damai sejahtera yang berlimpah-limpah sebab semua yang terjadi di dunia ini tidak akan mampu mempengaruhi suasana hatinya. Tuhan akan melimpahkan berkat kebahagiaan kepadanya. Karakteristik atau sifat lemah lembut akan menciptakan suatu keadaan yang menyukai hidup dalam damai sejahtera, sehingga mereka layak untuk masuk dalam Kerajaan Damai di mana Tuhan Yesus bertindak sebagi Raja (Mazmur 37:9-11). Untuk memiliki hati yang lemah lembut, perlu adanya penyerahan hati kepada Bapa di Surga yang dilakukan dalam doa dan permohonan dalam ucapan syukur serta mengharapkan kerajaan-Nya menjadi kenyataan dalam hidup kita.
Marilah kita berusaha menjadi orang-orang yang lembut hati, sehingga kebahagiaan itu menjadi pengalaman pribadi yang juga memancar dan memberkati orang-orang yang ada di sekitar kita. Tuhan Yesus memberkati sidang jemaat.