Ciri tubuh kristus yang satu

  • GSJA Eben Haezer
  • 14 Jan 2018
  • Like Jesus

Filipi 2:6-10.

Sebagai orang percaya, kita tidak dapat hidup dalam kesendirian, kita tidak dapat hidup dalam keterpisahan, kita perlu hidup bersama dalam kesatuan tubuh Kristus.   Benar apa yang dikatakan oleh Thomas Fuller, “ Tuhan mengirimku seorang sahabat yang akan mengatakan kepadaku kesalahan – kesalahanku”. Dari kalimat tersebut kita dapat belajar bahwa kita perlu orang lain untuk sama-sama bertumbuh sesuai dengan kehendak Allah sebagai kesatuan tubuh (1 Kor. 3:9). Namun yang menjadi pertanyaanya adalah, Apakah ciri dari sebuah tubuh yang satu itu ?.  Ciri tubuh yang satu ialah mempraktekkan kasih secara utuh (Roma 12 :9-11). Keutuhan didalam sebuah hubungan hanya dapat bertahan apabila dibangun atas dasar kasih. Dimana tidak ada kasih yang utuh hadir, disitu kepura-puraan sungguh sangat nyata.  Rasul Paulus meletakkan kasih sebagai dasar yang kokoh dalam membangun hubungan dan juga pelayanannya  (Roma 13:1–3). Tanpa kasih semuanya tidak ada artinya. Ia mendorong agar jemaat di Roma mempraktekkan kasih persaudaraan. Dengan demikian apabilah kita mengasihi saudara kita didalam Tuhan; janganlah dengan  kasih  yang palsu atau  pura-pura, melainkan dengan kasih yang utuh. Inilah yang membuat semuanya menjadi kuat.  Ciri  yang selanjutnya ialah mempraktekkan rasa empaty (Roma 12:13-16), Kita hidup dizaman yang “memuja” individualisme. Bukan hanya dengan tetangga sebelah rumah, kepada teman segereja saja kadang kita tidak kenal.  Budaya individual akan mengikis habis rasa persaudaraan, dan juga menipiskan rasa kepedulian.  Oleh karena itu kita perlu mempraktekan rasa empaty. Apa itu empaty ?. Empaty dapat dipahami sebagai ikut merasakan beban orang lain.  Empaty dimulai dari kepekaan dalam hati kita, ketika melihat, merasakan beban orang lain, dan mulai bertindak untuk menolongnya.  Ciri yang ketiga ialah  mempraktekkan pengampunan (Roma 12 :17-21). Persekutuan tubuh Kristus adalah tempat dimana kesalahan tidak diungkit terus menerus, melainkan saling membantu untuk bangkit kearah yang lebih baik.  Sebab kesatuan tubuh Kristus terjadi ketika belas kasihan menang atas kebencian.  Ingatlah akan hal ini ! dimana tidak ada yang mengalah, maka kecenderungannya adalah saling mengalahkan, dimana tidak ada kerendahan hati, yang ada hanyalah saling merendahkan satu sama lain.