Matius 26:37-39
Yesus merasakan kesedihan yang sangat mendalam karena akan menghadapai penderitaan fisik, berpisah dari Sang Bapa, dan mati karena dosa-dosa dunia. Jalan ilahi telah ditentukan, namun Dia, dalam kemanusiaan-Nya, tetap bergumul. Karena Yesus mengalami kesedihan, maka Ia dapat merasakan penderitaan kita. Kekuatan Yesus untuk taat datang dari hubungan-Nya dengan Allah Bapa, yang adalah juga sumber kekuatan kita. Yesus bukan memberontak terhadap kehendak Bapa-Nya ketika Ia meminta agar cwwan penderitaan dan pemisahan itu dijauhkan. Sebetulnya, Ia mempertegas lagi keinginan-Nya untuk melakukan kehendak Allah dengan berkata, “tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” Doa-Nya menunjukkan bahwa Ia menderita luar biasa. Penderitaan-Nya lebih buruk daripada kematian, karena Ia membayar semua dosa sehingga terpisah dari Allah. Anak Allah yang tanpa dosa memikul sendiri dosa-dosa kita untuk menyelamatkan kita dari penderitaan dan keterpisahan.