I Korintus 15:17
Pengampunan adalah kebutuhan mendasar kita. Sebab setiap orang mempunyai satu-dua aib terpendam - ingatan tentang apa yang penah kita pikir, ucap atau lakukan, yang kita sesali kemudian dan membuat kita diliputi rasa malu. Nurani mengomeli, menyalahkan, bahkan menyiksa kita. Dalam beberapa kesempatan, Tuhan Yesus mengucapkan pengampunan dan damai, dan di kamar loteng Yerusalem, Ia menyebut cawan perjamuan sebagai “darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa-dosa” (Matius 26:28). Ia mengaitkan pengampunan kita dengan kematian-Nya. Itulah yang diucapkan Yesus. Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, dan dengan membangkitkan Dia, Allah telah menegaskan bahwa Ia berkenan atas kematian-Nya demi penebusan dosa-dosa umat manusia, bahwa Ia tidak mati dengan sia-sia, dan bahwa orang-orang yang percaya kepada-Nya menerima pengampunan yang penuh dan cuma-cuna.