Matius 26:63-65
Peristiwa Imam Besar mengoyakkan jubahnya sesudah menanyai Yesus ‘Apakah Ia adalah Mesias – Anak Allah’ bukan sekedar peristiwa biasa. Hal tersebut yang menyebabkan Yesus dijatuhi hukuman mati oleh Mahkamah Agama Yahudi pada waktu itu, karena Yesus telah menyamakan diri-Nya setara dengan Allah. Dalam konsep Yahudi, Anak Manusia yang akan datang bukanlah berasa dari manusia biasa, melainkan bersifat supranatural atau Ilahi. Ketika Yesus menyatakan hal itu, dengan kata lain Ia hendak menegaskan bahwa Ia adalah Allah itu sendiri. Hal itu dibuktikan dengan kesatuan antara Yesus dengan Bapa (Yohanes 10:30), dan Ia layak yang menerima pujian dan penyembahan sampai pada kekekalan (Wahyu 5:13). Ia yang akan memerintah kekal selamanya (Wahyu 7:10). Hal tersebut menunjukkan bahwa Ia dan Allah Bapa adalah satu, karena hanya Allah yang berhak menerima perlakuan yang demikian. Ketidakberdosaan Kristus dan kesucian-Nya membuktikan bahwa Ia adalah Allah. Sejak peristiwa kelahiran-Nya, Ia dikandung dari Roh Kudus (Matius 1:18, 23). Alkitab juga menyatakan bahwa Ia tidak berdosa (2 Korintus 5:21; Ibarani 4:15).